Jumat, 30 Desember 2011

PENGAWASAN MENAJEMEN

Devinisi pengawasan:
Menurut Robert J. Mockler pengawasan yaitu usaha sistematik menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar, menentukan dan mengukur deviasi-deviasai dan mengambil tindakan koreksi yang menjamin bahwa semua sumber daya yang dimiliki telah dipergunakan dengan efektif dan efisien.
Pengendalian / Pengawasan adalah proses mengarahkan seperangkat variable / unsure ( manusia, peralatan, mesin, organisasi ) kearah tercapainya suatu tujuan atau sasaran manajemen.
Pengendalian dan pengawasan diperlukan untuk mengetahui apakah pelaksanaan suatu kegiatan dalam organisasi sesuai dengan rencana dan tujuan yang telah digariskan atau ditetapkan.
Pengawasan (controlling) merupakan fungsi manajemen yang tidak kalah pentingnya dalam suatu organisasi. Semua fungsi terdahulu, tidak akan efektif tanpa disertai fungsi pengawasan. Dalam hal ini, Louis E. Boone dan David L. Kurtz (1984) memberikan rumusan tentang pengawasan sebagai : “… the process by which manager determine wether actual operation are consistent with plans”.
Dengan demikian, pengawasan merupakan suatu kegiatan yang berusaha untuk mengendalikan agar pelaksanaan dapat berjalan sesuai dengan rencana dan memastikan apakah tujuan organisasi tercapai. Apabila terjadi penyimpangan di mana letak penyimpangan itu dan bagaimana pula tindakan yang diperlukan untuk mengatasinya. Selanjutnya dikemukakan pula oleh T. Hani Handoko bahwa proses pengawasan memiliki lima tahapan, yaitu :
(a) penetapan standar pelaksanaan
(b) penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan;
(c) pengukuran pelaksanaan kegiatan nyata;
(d)pembandingan pelaksanaan kegiatan dengan standar dan penganalisaan penyimpangan-penyimpangan
(e) pengambilan tindakan koreksi, bila diperlukan.
Fungsi-fungsi manajemen ini berjalan saling berinteraksi dan saling kait mengkait antara satu dengan lainnya, sehingga menghasilkan apa yang disebut dengan proses manajemen. Dengan demikian, proses manajemen sebenarnya merupakan proses interaksi antara berbagai fungsi manajemen.
Fungsi Pengawasan:
Yaitu suatu proses untuk menetapkan pekerjaan yang sudah dilakukan, menilai dan mengoreksi agar pelaksanaan pekerjaan itu sesuai dengan rencana semula.

TAHAPAN-TAHAPAN PROSES PENGAWASAN
1. Tahap Penetapan Standar
Tujuannya adalah sebagai sasaran, kuota, dan target pelaksanaan kegiatan yang
digunakan sebagai patokan dalam pengambilan keputusan. Bentuk standar yang umum
yaitu :
a. standar phisik
b. standar moneter
c. standar waktu
2. Tahap Penentuan Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan
Digunakan sebagai dasar atas pelaksanaan kegiatan yang dilakukan secara tepat
3. Tahap Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan
Beberapa proses yang berulang-ulang dan kontinue, yang berupa atas, pengamatan l laporan, metode, pengujian, dan sampel.
4. Tahap Pembandingan Pelaksanaan dengan Standar dan Analisa Penyimpangan
Digunakan untuk mengetahui penyebab terjadinya penyimpangan dan menganalisanya mengapa bisa terjadi demikian, juga digunakan sebagai alat pengambilan keputusan bagai manajer.
5. Tahap Pengambilan Tindakan Koreksi
Bila diketahui dalam pelaksanaannya terjadi penyimpangan, dimana perlu ada perbaikan dalam pelaksanaan.
BENTUK-BENTUK PENGAWASAN
1. Pengawasan Pendahulu (feeforward control, steering controls)
Dirancang untuk mengantisipasi penyimpangan standar dan memungkinkan koreksi dibuat sebelum kegiatan terselesaikan. Pengawasan ini akan efektif bila manajer dapat menemukan informasi yang akurat dan tepat waktu tentang perubahan yang terjadi atau perkembangan tujuan.
2. Pengawasan Concurrent (concurrent control)
Yaitu pengawasan “Ya-Tidak”, dimana suatu aspek dari prosedur harus memenuhi syarat yang ditentukan sebelum kegiatan dilakukan guna menjamin ketepatan pelaksanaan kegiatan.
3. Pengawasan Umpan Balik (feedback control, past-action controls)
Yaitu mengukur hasil suatu kegiatan yang telah dilaksanakan, guna mengukur penyimpangan yang mungkin terjadi atau tidak sesuai dengan standar.
METODE-METODE PENGAWASAN
Metode-metode pengawasan bisa dikelompokkan ke dalam dua bagian; pengawasan non-kuantitatif dan pengawasan kuantitatif
a. Pengawasan Non-kuantitatif
Pengawasan non-kuantitatif tidak melibatkan angka-angka dan dapat digunakan untuk mengawasi prestasi organisasi secara keseluruhan. Teknik-teknik yang sering digunakan adalah:
1) Pengamatan (pengendalian dengan observasi). Pengamatan ditujukan untuk mengendalikan kegiatan atau produk yang dapat diobservasi
2) Inspeksi teratur dan langsung. Inspeksi teratur dilakukan secara periodic dengan mengamati kegiatan atau produk yang dapat diobservasi.
3) Laporan lisan dan tertulis. Laporan lisan dan tertulis dapat menyajikan informasi yang dibutuhkan dengan cepat disertai dengan feed-back dari bawahan dengan relatif lebih cepat.
4) Evaluasi pelaksanaan.
5) Diskusi antara manajer dengan bawahan tentang pelaksanaan suatu kegiatan. Cara ini dapat menjadi alat pengendalian karena masalah yang mungkin ada dapat didiagnosis dan dipecahkan bersama.
6) Management by Exception (MBE). Dilakukan dengan memperhatikan perbedaan yang signifikan antara rencana dan realisasi. Teknik tersebut didasarkan pada prinsip pengecualian. Prinsip tersebut mengatakan bahwa bawahan mengerjakan semua kegiatan rutin, sementara manajer hanya mengerjakan kegiatan tidak rutin

b. Pengawasan Kuantitatif
Pengawasan kuantitatif melibatkan angka-angka untuk menilai suatu prestasi. Beberapa teknik yang dapat dipakai dalam pengawasan kuantitatif adalah:
1) Anggaran
- anggaran operasi, anggaran pembelanjaan modal, anggaran penjualan, anggaran kas
- anggaran khusus, seperti planning programming, bud getting system (PBS), zero-base
budgeting ( ZBB ), dan human resource accounting ( HRA )
2) Audit
- Internal Audit
Tujuan : membantu semua anggota manajemen dalam melaksanakan tanggung jawab
mereka dengan cara mengajukan analisis, penilaian, rekomendasi dan komentar
mengenai kegiatan mereka.
- Ekternal Audit
Tujuan : menetukan apakah laporan keuangan tersebut menyajikan secara wajar
keadaan keuangan dan hasil perusahaan, pemeriksaan dilakasanakan oleh pihak yang
bebas dari pengaruh manajemen.
3) Analisis break-even
Menganalisa dan menggambarkan hubungan biaya dan penghasilan untuk menentukan
pada volume berapa agar biaya total sehingga tidak mengalami laba atau rugi.
4) Analisis rasio
Menyankut dua jenis perbandingan
1. Membandingkan rasia saat ini dengan rasia-rasia dimasa lalu
2. Membandingkan rasia-rasia suatu perusahaan dengan perusahaan lain yang sejenis
5) Bagian dari Teknik yang berhubungan dengan waktu pelaksanaan kegiatan, seperti :
1. Bagan Ganti
Bagan yang mempunyai keluaran disatu sumbu dan satuan waktu disumbu yang lain
serta menunjukan kegiatan yang direncanakan dan kegiatan yang telah diselesaikan
dalam hubungan antar setiap kegiatan dan dalam hubunganya dengan waktu.
2. Program Evaluation and Reviw Technique (PERT)
Dirancang untuk melakukan scheduling dan pengawasan proyek – proyek yang
bersifat kompleks dan yang memerlukan kegiatan – kegiatan tertentu yang harus
dijalankan dalam urutan tertentu dan dibatasi oleh waktu.
Syarat-syarat untuk menjalankan pengawasan yang baik, yakni :
1. Pengawasan harus mendukung sifat dan kebutuhan kegiatan.
2. Pengawasan harus melaporkan setiap penyimpangan yang terjadi dengan segera.
3. Pengawasan harus mempunyai pandangan ke depan.
4. Pengawasan harus obyektif,teliti,dan sesuai dengan standard yang digunakan.
5. Pengawasan harus luwes atau fleksibel.
6. Pengawasan harus serasi dengan pola organisasi.
7. Pengawasan harus ekonomis.
8. Pengawasan harus mudah dimengerti.
9. Pengawasan harus diikuti dengan perbaikan atau koreksi.
Agar pengawasan dapat dilaksanakan dengan baik,
maka pengawasan harus:
•    Ekonomis
•    Mudah dimengerti
•    Adanya tindakan koreksi
•    Melaporkan penyimpangan yang mungkin terjadi
Tujuan dilaksanakan pengawasan adalah :
a. untuk menjadikan pelaksanaan dan hasil kegiatan sesuai dengan rencana dan tujuan.
b. Untuk memecahkan masalah
c. Untuk mengurangui resiko kegagalan suatu rencana
d. Untuk membuat perubahan – perubahan maupun perbaikan – perbaikan.
e. Untuk mengetahui kelemahan – kelemahan pelaksaannya
PELAKU ATAU PELAKSANA PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN :
Pengawasan dan Pengendalian dilakuakan oleh :
a. Pihak manajemen pada masing – masing fungsi organisasi.
b. Pihak luar manajemen ( Auditor )
Jenis-Jenis Pengawasan
Jenis-jenis pengawasan dapat ditinjau dari 3 segi
a. Waktu
b. Obyek
c. Subyek

a. Pengawasan dari segi waktu
Pengawasan dari segi waktu dapat dilakukan secara preventif dan secara reprensif. Alat
yang dipakai dalam pengawasan ialah perencanaan budget, sedangkan pengawasan
secara repensif alat budget dan laporan.
b. Pengawasan dilihat dari segi obyektif
Pengawasan dari segi obyektif ialah pengawasan terhadap produksi dan sebagainya.
Ada juga yang mengatakan karyawan daru segi obyek merupakan pengawasan secara
administratif dan pengawasa operatif. Contoh pengawasan administratif ialah
pengawasan anggaran, inspeksi, pengawasan order dan pengawasan kebijaksanaan.
c. Pengawasan dari segi subyek
Pengawasan dari segi subyek terdiri dari pengawasan intern dan pengawasan ekstern.
Pengawasan Intern
Pengawasan intern dalam perusahaan biasanya dilakukan oleh bagian pengawasan perusahaan (internal auditor). Laporan tertulis dari bawahan kepada atasan pada umumnya terdiri dari :
a. Laporan harian
b. Laporan mingguan
c. Laporan Bulanan
d. Laporan khusus
e. Laporan harian
Pengawasan Ekstern
Pengawasan ekstren dilakukan oleh akuntan publict (certified public accountant). publikasi laporan neraca dan rugi laba yang menyebabkan jalannya perusahaan wajibdi periksa oleh akuntan publik.
Adapun pemeriksaan yang umum dilakukan oleh akuntan publik dapat dibagi jadi 4 golongan
a. Pemeriksaan umum
Pemeriksaan umum atau general audit adalah pemeriksaan rutin tentang kebenaran
data administrasi perusahaan.
b. Pemeriksaan khusus
Pemeriksaan khusus atau spesical anfestigation adalah suatu pemeriksaan khusus yang
yang ditugaskan kepada akuntan public.
c. Pemeriksaan Neraca
Pemeriksaan neraca dikenal juga drngan balance sheet audit artinya suatu pemeriksaan
khusus terhadap neraca perusahaan.
d. Pemeriksaan sempurna Suatu pemeriksaan semputna (detail audit) berhubungan erat
dengan pemeriksaan khusus.

Perancangan Proses Pengawasan
William H. Newman menetapkan prosedur sistem pengawasan, dimana dikemukakan lima jenis pendekatan, yaitu :

1. Merumuskan hasil diinginkan, yang dihubungkan dengan individu yang melaksanakan.
2. Menetapkan petunjuk, dengan tujuan untuk mengatasi dan memperbaiki
penyimpangan sebelum kegiatan diselesaikan, yaitu dengan :
a. pengukuran input
b. hasil pada tahap awal
c. gejala yang dihadapi
d. kondisi perubahan yang diasumsikan
3. Menetapkan standar petunjuk dan hasil, dihubungkan dengan kondisi yang dihadapi.
4. Menetapkan jaringan informasi dan umpan balik, dimana komunikasi pengawasan
didasarkan pada prinsip manajemen by exception yaitu atasan diberi informasi bila
terjadi penyimpangan dari standar.
5. Menilai informasi dan mengambil tindakan koreksi, bila perlu suatu tindakan diganti

sumber:http://jajusuf.blogspot.com/2009/11/manajemen-umum-pengawasan.html

Selasa, 20 Desember 2011

cerpen

piknik
Para pelancong mengunjungi kota kami untuk menyaksikan kepedihan. Merekadatang untuk menonton kota kami yang hancur. Kemunculan para pelancong itumembuat kesibukan tersendiri di kota kami. Biasanya kami duduk-duduk di gerbangkota menandangi para pelancong yang selalu muncul berombongan mengendaraikuda, keledai, unta, atau permadani terbang dan juga kuda sembrani. Mereka datangdari segala penjuru dunia. Dari negeri-negeri jauh yang gemerlapan.Di bawah langit senja yang kemerahan kedatangan mereka selalu terlihat bagaikansiluet iring-iringan kafilah melintasi gurun perbatasan, membawa bermacamperbekalan piknik. Berkarung-karung gandum yang diangkut gerobak pedati, dagingasap yang digantungkan di punuk unta terlihat bergoyang-goyang, roti kering yangdisimpan dalam kaleng, botol-botol cuka dan saus, biskuit dan telor asin, rendangdalam rantang—juga berdus-dus mi instan yang kadang mereka bagikan pada kami.Penampilan para pelancong yang selalu riang membuat kami sedikit merasa terhibur.Kami menduga, para pelancong itu sepertinya telah bosan dengan hidup mereka yangsudah terlampau bahagia. Hidup yang selalu dipenuhi kebahagiaan ternyata bisamembosankan juga. Mungkin para pelancong itu tak tahu lagi bagaimana caranyamenikmati hidup yang nyaman tenteram tanpa kecemasan di tempat asal mereka.Karena itulah mereka ramai-ramai piknik ke kota kami: menyaksikan bagaimanaperlahan-lahan kota kami menjadi debu. Kami menyukai cara mereka tertawa, saatmereka begitu gembira membangun tenda-tenda dan mengeluarkan perbekalan, laluberfoto ramai-ramai di antara reruntuhan puing-puing kota kami. Kami sepertimenyaksikan rombongan sirkus yang datang untuk menghibur kami.Kadang mereka mengajak kami berfoto. Dan kami harus tampak menyedihkan dalamfoto-foto mereka. Karena memang untuk itulah mereka mengajak kami berfotobersama. Mereka tak suka bila kami terlihat tak menderita. Mereka menyukai wajahkami yang keruh dengan kesedihan. Mata kami yang murung dan sayu. Sementaramereka—sembari berdiri dengan latar belakang puing-puing reruntuhan kota—berpose penuh gaya tersenyum saling peluk atau merentangkan tangan lebar-lebar.Mereka segera mencetak foto-foto itu, dan mengirimkannya dengan merpati-merpatipos ke alamat kerabat mereka yang belum sempat mengunjungi kota kami.Belakangan kami pun tahu, kalau foto-foto itu kemudian dibuat kartu pos dandiperjualbelikan hingga ke negeri-negeri dongeng terjauh yang ada di balik pelangi.Pada kartu pos yang dikirimkannya itu, para pelancong yang sudah mengunjungi kotakami selalu menuliskan kalimat-kalimat penuh ketakjuban yang menyatakan betapaterpesonanya mereka saat menyaksikan kota kami perlahan-lahan runtuh dan lenyap.Mereka begitu gembira ketika melihat tanah yang tiba-tiba bergetar. Bagai ada nagamenggeliat di
Bagi para pelancong itu, kota kami adalah kota paling menakjubkan yang pernahmereka saksikan. Mereka telah berkelana ke sudut-sudut dunia, menyaksikan beragamkeajaiban di tiap kota. Mereka telah menyaksikan menara-menara gantung yangdibuat dari balok-balok es abadi, candi-candi megah yang disusun serupa tiara;menyaksikan seekor ayam emas bertengger di atas katedral tua sebuah kota yangselalu berkokok setiap pagi. Mereka juga telah melihat kota dengan kanal-kanal yangdialiri cahaya kebiru-biruan. Kepada kami para pelancong itu juga bercerita perihalkota kuno yang berdiri di atas danau bening, dengan rumah-rumah yang beranda-berandanya saling bertumpukan, dan jalan-jalannya yang menyusur dinding-dindingmenghadap air, hingga menyerupai kota yang dibangun di atas cermin; kota dengan jalan layang menyerupai jejalin benang laba-laba; sebuah kota yang menyerupaibenteng di ujung sebuah teluk, dengan jendela-jendela dan pintu-pintu yang selalutertutup menyerupai gelapanggur dan hanya bisadilihat ketika senja kala. Bahkanmereka bersumpah telah mendatangi kota yang hanya bisa ditemui dalam imajinasiseorang penyair. Tapi kota kami, menurut mereka, adalah kota paling ajaib yangpernah mereka kunjungi.Para pelancong menyukai kota kami karena kota kami dibangun untuk menantikeruntuhan. Banyak kota dibangun dengan gagasan untuk sebuah keabadian, tetapitidak dengan kota kami. Kota kami berdiri di atas lempengan bumi yang selalubergeser. Kau bisa membayangkan gerumbul awan yang selalu bergerak danbertabrakan, seperti itulah tanah di mana kota kami berdiri. Membuat semuabangunan di kota kami jadi terlihat selalu berubah letaknya. Barisan pepohonanseakan berjalan pelan. Lorong-lorong, jalanan, dan sungai selalu meliuk-liuk. Danketika sewaktu-waktu tanah terguncang, bangunan dan pepohonan di kota kamisaling bertubrukan, rubuh dan runtuh menjadi debu—serupa istana pasir yang seringkau buat di pinggir pantai ketika kau berlibur menikmati laut.Rupanya itulah pemandangan paling menakjubkan yang membuat para pelancong ituterpesona. Para pelancong itu segera menghambur berlarian menuju bagian kota kamiyang runtuh, begitu mendengar kabar ada bagian kota kami yang tergoncang porak-poranda. Dengan handycam mereka merekam detik-detik keruntuhan itu. Merekaterpesona mendengar jerit ketakutan orang-orang yang berlarian menyelamatkan diri,gemeretak tembok-tembok retak, suara menggemuruh yang merayap dalam tanah.Itulah detik-detik paling menakjubkan bagi para pelancong yang berkunjung ke kotakami; seolah semua itu atraksi paling spektakuler yang beruntung bisa merekasaksikan dalam hidup mereka yang terlampau bahagia. Lalu mereka memotret mayat-mayat yang tertimbun balok-balok dan batu bata. Mengais reruntuhan untukmenemukan barang-barang berharga yang bisa mereka simpan sebagai kenangan.Saat malam tiba, dan bintang- bintang terasa lebih jauh di langit hitam, para pelancongitu bergerombol berdiang di seputar api unggun sembari berbagi cerita. Memetikkecapi dan bernyanyi. Atau rebahan di dalam tenda sembari memainkan harmonika.Dari kejauhan kami menyaksikan mereka, merasa sedikit terhibur dan tak terlalumerasa kesepian. Bagaimanapun kami mesti berterima kasih karena para pelancong itumau berkunjung ke kota kami. Mereka membuat kami semakin mencintai kota kami.Membuat kami tak hendak pergi mengungsi dari kota kami. Karena bila para
ceruk bumi—atau seperti ketika kau merasakan kereta bawah tanahmelintas menggemuruh di bawah kakimu. Betapa menggetarkan melihat pohon-pohon bertumbangan dan rumah-rumah rubuh menjadi abu. Membuat hidup parapelancong yang selalu bahagia itu menjadi lengkap, karena bisa menyaksikan segalasesuatu sirna begitu saja.
pelancong itu menganggap kota kami adalah kota yang penuh keajaiban, kenapa kamimesti menganggap apa yang terjadi di kota kami ini sebagai malapetaka atau bencana?Seperti yang sering dikatakan para pelancong itu pada kami, setiap kota memangmemiliki jiwa. Itulah yang membuat setiap kota tumbuh dengan keunikannya sendiri-sendiri. Membuat setiap kota memiliki kisahnya sendiri-sendiri. Keajaiban tersendiri.Setiap kota terdiri dari gedung- gedung, sungai-sungai, kabut dan cahaya serta jiwapara penghuninya; yang mencintai dan mau menerima kota itu menjadi bagiandirinya. Kami sering mendengar kota-kota yang lenyap dari peradaban, runtuhtertimbun waktu. Semua itu terjadi bukan karena semata-mata seluruh bangunan kotaitu hancur, tetapi lebih karena kota itu tak lagi hidup dalam jiwa penghuninya. Kamitak ingin kota kami lenyap, meski sebagian demi sebagian dari kota kami perlahan-lahan runtuh menjadi debu. Karena itulah kami selalu membangun kembali bagian-bagian kota kami yang runtuh. Kami mendirikan kembali rumah-rumah, jembatan,sekolah, tower dan menara, rumah sakit-rumah sakit, menanam kembali pohon-pohon, hingga di bekas reruntuhan itu kembali berdiri bagian kota kami yang hancur.Kota kami bagaikan selalu muncul kembali dari reruntuhan, seperti burung phoenixyang hidup kembali dari tumpukan abu tubuhnya.Kesibukan kami membangun kembali bagian kota yang runtuh menjadi tontonan jugabagi para pelancong itu. Sembari menaiki pedati, para pelancong itu berkeliling kotamenyaksikan kami yang tengah sibuk menata reruntuhan. Mereka tersenyum danmelambai ke arah kami, seakan dengan begitu mereka telah menunjukkan simpatipada kami. Sesekali para pelancong itu berhenti, membagikan sekerat biskuit,sepotong dendeng, sebotol minuman, atau sesendok madu— kemudian kembali pergiuntuk melihat-lihat bagian lain kota kami yang masih bergerak bertabrakan danhancur. Kemudian para pelancong itu pergi dengan bermacam cerita ajaib yang akanmereka kisahkan pada kebarat dan kenalan mereka yang belum sempat mengunjungikota kami. Mereka akan bercerita bagaimana sebuah kota perlahan- lahan hancur dantumbuh kembali. Sebuah kota yang akan mengingatkanmu pada yang rapuh,sementara, dan fana. Sebuah kota yang membuat para pelancong berdatangan inginmenyaksikannya.Bila kau merencanakan liburan akhir pekan—dan kau sudah bosan piknik ke kota-kotabesar dunia yang megah dan gemerlap—ada baiknya kau berkunjung ke kota kami. Jangan lupa membawa kamera untuk mengabadikan penderitaan kami. Mungkin itubisa membuatmu sedikit terhibur dan gembira. Berwisatalah ke kota kami. Jangankhawatir, kami pasti akan menyambut kedatanganmu dengan kalungan bunga-ai

pengkoordinasian

pengkoordinasian pada manajemen

Pengkoordinasian
A. Pengertian
Pengkoordinasiaan mengandung makna menjaga agar tugas-tugas yang telah dibagi itu tidak dikerjakan menurut kehendak yang mengerjakan saja, tetapi menurut aturan sehingga menyumbang terhadap pencapaian tujuan. Sedangkan pengertian koordinasi sendiri menurut Oteng Sutisna (1983) ialah proses mempersatukan sumbangan-sumbangan dari orang-orang, bahan, dan sumber-sumber lain kearah tercapainya maksud-maksud yang telah ditetapkan. Sedangkan Purwanto (1984) mengemukakan koordinasi adalah aktivitas membawa orang-orang, materiil, pikiran-pikiran, teknik-teknik, dan tujuan-tujuan kedalam hubungan yang harmonis dan produktif dalam mencapai suatu tujuan. Kata kuncinya adalah membawa organisasi mencapai tujuan dalam hubungan yang harmonis dan produktif.
Dari beberapa pengertian diatas dapat ditegaskan seperti yang telah diungkapkan oleh Syaiful Sagala (2000) bahwasannya perngkoordinasian dalam satuan pendidikan adalah mempersatukan rangkaian aktivitas penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran dengan menghubungkan, menyatupadukan dan menyelaraskan orang-orang dan pekerjaannya sehingga semuanya berlamgsung secara tertib kearah tercapai maksud yang telah ditetapkan. Koordinasi harus menghasilkan penyatuan dari tiap-tiap bagian maupun personel dalam keseluruhan agar ada sinkronisasi yang baik, segala sesuatu berjalan menurut rencana pada waktu yang tepat.
B. Syarat-syarat koordinasi yang baik :
1. Pembagian kerja yang jelas dalam organisasi
2. Membangun semangat kerjasama yang besar diantara personel pendidikan dan adanya organisasi informal yang sehat dalam tubuh organisasi yang bersangkutan
3. Tersedianya fasilitas kerja dan kontak hubungan yang cukup lancar bagi semua pihak dalam organisasi
4. Memulai tahapan suatu dengan benar dan mempertahankan kualitas pekerjaan sebagai proses yang kontinyu

A. Unsur-unsur koordinasi yang penting dalam organisasi;
1. Ada koordinator yang cukup berwibawa dilihat dari kedudukan dan pendidikannya untuk memfungsikan tiap-tiap bagian atau orang-orang dalam organisasi. Koordinator tersebut mempunyai kemampuan untuk membawa dan menggunakan sumbangan dari unit atau orang tersebut guna mewujudkan tujuan yang ditentukan.
2. Ada unit atau orang yang dikoordinasikan yang sudah ditata dan mampu memberikan sumbangan yang sangat berguna bagi terwujudnya cita-cita bersama.
3. Ada pengertian timbal balik dari koordinator dan mereka yang dikoordinir untuk saling menghargai dan saling bekerjasama bagi kepentingan organisasi.
Ketiga unsur tersebut mempunyai peranan penting untuk mengoptimalkan kinerja organisasi sehingga dapat tercapainya tujuan bersama. Koordinasi yang baik menjadikan semua bagian dan personal dapat bekerjasama menuju kesatu arah tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
B. Pentingnya pengkoordinasian dalam organisasi pendidikan
Pengkoordinasian mutlak diperlukan dalam organisasi pendidikan, karena dalam organisasi pendidikan ada pembagian kerja yang amat substansial yaitu pekerjaan mendidik dan pekerjaan manajemen pada satuan pendidikan dan manajemen pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan sesuai mutu yang dipersyaratkan. Setiap orang harus mengetahui tugas masing-masing atas dasar kewenangan yang diberikan, sehingga tumapang tindih yang tidak perlu antara satu personel atau satu bagian dengan bagian lain dapat dihindarkan, implikasinya manajemen dapat berfungsi secara efektif dan efisien dan personel dapat melaksanakan tugas sesuai kewengan dan dukungan professional.
Program pendidikan pada satuan pendidikan sifatnya sangat kompleks dan menyangkut banyak segi yang saling bersangkut paut satu sama lainnya. Sifat kompleks ini menunjukkan sangat perlunya tindakan-tindakan yang dikoordinasikan untuk mengatasi batas-batas perencanaan maupun batas-batas personel. Koordinasi ini juga berfunsi untuk mengatasi kemungkinan duplikasi dalam tugas, perebutan hak dan tanggung jawab, ketidak seimbangan dalam berat ringannya pekerjaan, kesimpangsiuran dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab dsb.
 
Planning adalah proses menetapkan sasaran dan tindakan yang perlu untuk mencapaisasaran tadi.Organizing
Organizing
(organisasi) adalah dua orang atau lebih yang bekerja sama dalam cara yang terstruktur untuk mencapai sasaran spesifik atau sejumlah sasaran.
Leading
Pekerjaan leading meliputi lima kegiatan yaitu :
Mengambil keputusan
Mengadakan komunikasi agar ada saling pengertian antara manajer dan bawahan.
Memeberi semangat, inspirasi, dan dorongan kepada bawahan supaya mereka bertindak.Memeilih orang-orang yang menjadi anggota kelompoknya, serta memperbaiki pengetahuandan sikap-sikap bawahan agar mereka terampil dalam usaha mencapai tujuan yang ditetapkan.
Directing/Commanding
 Directing atau Commanding adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan usaha memberi bimbingan, saran, perintah-perintah atau instruksi kepada bawahan dalam melaksanakan tugas masing-masing, agar tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan benar-benar tertuju pada tujuan yang telahditetapkan semula.
Motivating
Motivating atau pemotivasian kegiatan merupakan salah satu fungsi manajemen berupa pemberianinspirasi, semangat dan dorongan kepada bawahan, agar bawahan melakukan kegiatan secara suka relasesuai apa yang diinginkan oleh atasan.
Coordinating
Coordinating atau pengkoordinasian merupakan salah satu fungsi manajemen untuk melakukan berbagai kegiatan agar tidak terjadi kekacauan, percekcokan, kekosongan kegiatan, dengan jalanmenghubungkan, menyatukan dan menyelaraskan pekerjaan bawahan sehingga terdapat kerja samayang terarahdalam upaya mencapai tujuan organisasi.
Controlling
Controlling atau pengawasan, sering juga disebut pengendalian adalah salah satu fungsi manajemenyang berupa mengadakan penilaian, bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa yang dilakukan bawahan dapat diarahkan ke jalan yang benar dengan maksud dengan tujuan yang telah digariskansemula.
Reporting
Adalah salah satu fungsi manajemen berupa penyampaian perkembangan atau hasil kegiatan atau pemberian keterangan mengenai segala hal yang bertalian dengan tugas dan fungsi-fungsi kepada pejabat yang lebih tinggi.
http://tag.admeld.com/match?admeld_adprovider_id=338&external_user_id=C3D0C0ADEB4FBB4E604421740215443EStaffing
Staffing merupakan salah satu fungsi manajemen berupa penyusunan personalia pada suatu organisasisejak dari merekrut tenaga kerja, pengembangannya sampai dengan usaha agar setiap tenaga memberidaya guna maksimal kepada organisasi.
Forecasting
 Forecasting adalah meramalkan, memproyrksikan, atau mengadakan taksiran terhadap berbagaikemungkinan yang akan terjadi sebelum suatu rancana yang lebih pasti dapat dilakukan.
B. Tingkatan Manajemen (Manajemen Level).
Tingkatan manajemen dalam organisasi akan membagi tingkatan manajer menjadi 3 tingkatan :1.Manajer lini garis-pertama (first line) adalah tingkatan manajemen paling rendah dalam suatuorganisasi yang memimpin dan mengawasi tenaga-tenaga operasional. Dan mereka tidak membawahi manajer yang lain.2.Manajer menengah (Middle Manager) adalah manajemen menengah dapat meliputi beberapatingkatan dalam suatu organisasi. Para manajer menengah membawahi dan mengarahkankegiatan-kegiatan para manajer lainnya kadang-kadang juga karyawan operasional.3.Manajer Puncak (Top Manager) terdiri dari kelompok yang relative kecil, manager puncak  bertanggung jawab atas manajemen keseluruhan dari organisasi.


Sumber:http://www.scribd.com/doc/4994224/pengertian-manajemen